(Kompas/BM Lukita Grahadyarini)
Lahir 28 Juni 1969 (umur 41)
Rumbai, Pekanbaru, Indonesia
Orang tua Razif Halik Uno (Henk Uno) dan Rachmini Rachman (Mien R Uno)
Pekerjaan Pendiri PT Saratoga Investama Sedaya
Sandiaga Salahudin Uno atau sering dipanggil Sandi Uno (lahir di Rumbai, Pekanbaru, 28 Juni 1969; umur 41 tahun[1]) adalah pengusaha asal Indonesia.[2] Sering hadir di acara seminar-seminar, Sandi Uno memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), utamanya pada pemuda.[1]
Sandi Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut.[3] Bersama rekannya, Sandi Uno mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.[3]Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain .[3] Pada tahun 2009, Sandi Uno tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.[4]
Daftar isi [sembunyikan]
1 Karier
2 Pemikiran
2.1 Kesuksesan
2.2 Kewirausahaan dan UMKM
3 Referensi
[sunting]Karier
Sandi Uno adalah lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.[1] Sandi mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990.[1] Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00 .[3]
Kemudian, pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994).[1] Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.[5] Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.[3] Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya tersebut.[rujukan?] Ia pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran.[3] Meskipun demikian, karena kejadian tersebut, Sandi Uno kemudian mengubah cara pandangnya dan berbalik arah menjadi pengusaha.[3]
Pada tahun 1997 Sandi Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.[3] Salah satu mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya.[rujukan?] Kemudian, pada 1998 ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.[3] Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.[3]
Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi Uno sukses menjalankan bisnis tersebut.[3] Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan.[rujukan?] Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.[3] Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.[rujukan?] Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga.[3] Beberapa perusahaan pun telah dijual kembali , antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.[3]
Pada 2005-2008, Sandi Uno menjadi ketua umum Himpunan pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).[5] Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.[5]
Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS, Pada 2007.[rujukan?] Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS.[4] Pada 2009 Sand masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.[4] Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29.[4]
Saat ini, Sandi Uno juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.[5]
PT Adaro Indonesia
PT Indonesia Bulk Terminal
PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
Interra Resources Limited
[sunting]Pemikiran
[sunting]Kesuksesan
Sandi Uno meyakini bahwa keberanian dan optimisme dalam memandang masa depan menjadi kunci pembuka jalan untuk meraih kesuksesan.[rujukan?] Selain itu, bangunan jejaring juga harus menjadi perhatian.[3] Meskipun demikian, jejaring relasi hanya menyumbang 30 persen dari kesuksesan.[rujukan?] Unsur kesuksesan, menurutnya, selebihnya bersumber dari kerja keras dan menjaga kepercayaan.[3] Sandi Uno menganggap bahwa hidup harus memiliki target.[rujukan?] Tanpa target, pencapaian yang ingin diraih akan sulit terwujud.[3]
Menurut Sandi Uno, kegagalan dan kesalahan merupakan keniscayaan dalam berusaha.[6] Tapi ia optimis bahwa kegigihan dalam upaya untuk terus berani mencoba adalah kunci menuju kesuksesan.[rujukan?] Apabila terus selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan (trial and error), maka hal itu akan mengantarkan seseorang pada puncak kesuksesan.[6]
Sandi Uno menyatakan bahwa salah satu strategi penting dalam meraih keberhasilan adalah mencari tahu dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah berhasil meraih kesuksesan.[6] Kuncinya adalah belajar dari pengalaman mereka sampai mampu meraih kesuksesan seperti mereka.[6]
Menurut Sandi Uno, untuk meraih kesuksesan tersebut sesorang harus memiliki kompetensi, kapasitas dan kapabilitas yang memadai.[6] Untuk mendapatkannya seseorang senantiasa harus memiliki karakter dan komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, tekun, bekerja keras, dan disiplin.[6] Sandi Uno menegaskan bahwa perlu adanya inovasi tiada henti dengan selalu tanggap terhadap perubahan dan terus menerus berusaha menuju perubahan yang lebih baik lagi.[rujukan?] Menurutnya, akan lebih bagus lagi apabila seseorang berusaha untuk bisa menjadi seorang role model yang bisa memberikan contoh yang baik dan inspirasi bagi orang lain di sekitarnya.[6]
[sunting]Kewirausahaan dan UMKM
Kewirausahaan, menurut Sandi Uno, adalah sebuah pola pikir.[rujukan?] Kewirausahaan seperti menjadi sebuah ide yang menyebar luas terutama di kalangan anak muda.[7] Sandi Uno melihat bahwa anak muda memiliki sikap dinamis dan penuh gairah atau semangat.[7] Dinamisme dan semangat itu pada gilirannya akan membuat masa depan dunia wirausaha di kalangan pemuda menjadi lebih cerah.[7] Menurutnya, kombinasi antara kerja keras (working hard), kerja cerdas (working smart) dan serta bermain sungguh-sungguh (playing hard) semakin bergeser dari tren musiman menjadi gaya hidup.[rujukan?] Bagi Sandi, kalau keadaan ini terus berlangsung bahkan terus ditingkatkan, dapat dipastikan bahwa prospek bisnis dan perekonomian Indonesia juga makin cerah.[7]
Namun, menurut Sandi Uno, masih ada kesalahpahaman mengenai konsep kewirausahan itu sendiri.[8] Pertama, kebanyakan pemuda masih menganggap bahwa kewirausahaan adalah sesuatu yang mudah.[rujukan?] Menurutnya, kewirausahan bukan selalu berarti harus meninggalkan sebuah pekerjaan dan membuka kerja sendiri.[8] Meskipun menjadi seorang pekerja (karyawan), seseorang masih bisa memiliki jiwa wirausaha.[rujukan?] Bagi Sandi Uno, wirausaha adalah sebuah pola pikir yang terus menghasilkan kreativitas dan inovasi.[8] Kewirausahaan memang memiliki visi yang baik, tapi tidak tergantung pada tempat kerja.[8] Jadi seorang wirausahawan tidak terbatas hanya pada lokasi atau status dan posisi di tempat kerjanya.[8]
Kedua, beberapa contoh wirausahawan memang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai.[rujukan?] Seharusnya, menurut Sandi Uno, sudut pandang diarahkan kepada kesuksesan mereka dalam mengembangkan usahanya dan bukan pada latar belakang pendidikan para orang sukses tersebut.[8] Kewirausahaan mengharuskan adanya kebijaksanaan, bukan intuisi yang buta.[8] Menurutnya, kewirausahaan bukan bertujuan untuk menjadikan orang kaya, tetapi menjadi orang yang lebih baik dan lebih baik.[rujukan?] Terakhir, kewirausahan adalah bukan untuk diri sendiri.[8] Kewirausahan adalah tentang kerjasama dengan orang lain.[rujukan?] Kewirausahaan juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi orang lain.[8]
Bagi Sandi Uno, kewirausahaan bertentangan dengan konsep keberuntungan.[8] Sandi Uno menyatakan bahwa orang yang bergantung pada keberuntungn akan selalu menanti keberuntungan itu datang.[rujukan?] Sementara, menanti hanya akan membuat seseorang menjadi miskin.[8]
Menurutnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pelaku mayoritas ekonomi Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.[9] UMKM seharusnya diperhatikan secara lebih serius.[9] Bagi Sandi Uno, kendala pada UMKM akan sangat mengganggu perekonomian bangsa ini.[9]
Dalam hal pengelolaannya, menurut Sandi Uno, ada tiga masalah besar yang dihadapi pelaku UMKM saat ini, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM), akses pasar, dan pendanaan.[9] UMKM dibiarkan tumbuh sendiri oleh pemerintah tanpa kebijakan yang berpihak.[9] Namun, sektor tersebut terbukti mampu bertahan pada saat krisis dan menopang perekonomian negara selama lebih sepuluh tahun terakhir ini.[9] Sandi Uno menyatakan bahwa sektor UMKM seharusnya ditegaskan kembali sebagai pilar penciptaan lapangan kerja.[9] Selama ini, menurut Sandi Uno, jiwa kewirausahaan telah membuktikan bahwa UMKM mampu bertahan dan mampu memekerjakan karyawan rata-rata 5-10 orang per unit usaha.[3]
[sunting]Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar